Minggu, 10 Oktober 2010

Tanda-tanda Bahagia dan Sengsara

Dalam kehidupan ini, sering kita bermimpi atau berharap untuk dapat hidup "bahagia", dan seringkali kita menilai kebahagiaan itu identik dengan kekayaan yang melimpah, istri yang cantik, suami yang ganteng, anak-anak yang lucu, sukses dalam karier dan terpandang di masyarakat, betul apa betul? betul kok! dengan hal disebut di atas kita bisa bahagia,tetapi kita seringkali lupa bahwa pada hakekatnya penciptaan manusia dan jin tidak lain hanyalah untuk menyembah kepadaNya, hanya itulah tujuan penciptaan kita, Wama kholaktul jinna wal insa illa liya'budun. Karena lupa dengan hal tersebut maka pada akhirnya, banyak orang yang terjebak dengan kehidupan duniawi, saya tidak mengatakan harta, tahta/jabatan, istri,suami,anak, itu tidak penting, yang ingin saya katakan adalah bahwa itu semua harus disesuaikan dengan tujuan hidup kita yaitu beribadah kepada Alloh SWT.
 Ibadah itu kan bukan hanya sholat, puasa, zakat, baca alquran dsb. tidak! ibadah itu luas, meliputi seluruh aspek kehidupan kita, salah besar kalau ibadah itu hanya dikaitkan dengan ritual ibadah sehari-hari saja, kita bekerja ibadah!, kita makan ibadah!, menikah ibadah!, sex dengan istri/suami ibadah!, mendidik anak ibadah! bertetangga ibadah! Innamal a'malu bi niyat...semua perbuatan itu tergantung motifnya (baca : niat), walaupun sholat kalau motifnya ingin dipuji oleh orang, sholatnya tidak akan akan dinilai sebagai ibadah. Kalau di hati dan otak kita isinya hanya ada "harta" motif itu akan mempengaruhi perjalanan hidup kita di dunia, sehingga kita lupa sama sekali dengan aspek ibadah, maka yang terjadi adalah seluruh energi hidup ini akan kita curahkan sepenuhnya untuk memperoleh harta dunia, sekali lagi tanpa aspek ibadah, proses itu akan menelan apapun! tidak peduli halal dan haram, menzolimi orang lain, kalau perlu menjual harga diri dan iman. Kalau sudah seperti itu tinggal tunggu saja, sesuatu yang dianggap dapat membuatnya bahagia, justeru akan menyengsarakannya. Berapa banyak orang-orang kaya yang dianggap "bahagia" juteru malah bunuh diri, berapa banyak pasangan yang dianggap "bahagia" justeru bercerai, berapa banyak orang yang dianggap hidup dengan "bahagia" justeru menjadi langganan pskiater karena jiwanya terganggu, mereka melupakan motif ibadah di dalam kehidupannya. Bahagia itu yang tahu hanya diri kita dan Alloh SWT, betul gak? kita bisa tertawa atau tersenyum untuk menunjukkan kebahagiaan "semu" kepada orang lain tapi tidak kepada Alloh SWT yang maha mengetahui segala sesuatu. Hanya dengan beribadah kepada Alloh SWT kita akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki, semakin banyak kita bersyukur maka akan semakin bahagia kita, orang yang menjadikan "harta dunia" sebagai standar kebahagiannya akan lupa bersyukur, di matanya harta itu masih kurang dan kurang tidak ada kata "cukup" kecuali roh sudah tercabut dari badan. Marilah kita melihat tanda-tanda orang yang bahagia atau sengsara di dunia dan akhirat kelak, yang di petik dari kitab tanhibul ghafilin

Tanda-tanda Bahagia
1. Menjauhkan diri dari urusan dunia dan senang kepada urusan akhirat (lebih mengutamakan akhirat)
2. Mempunyai kemauan yang kuat untuk beribadah dan membaca al-Quran
3. Sedikit bicara terhadap apa yang tidak diperlukan (menjaga lisan)
4. Sangat memelihara sholat lima waktu
5. Menjaga diri dari yang haram dan syubhat, sedikit atau banyak
6. Bersahabat dengan orang-orang soleh dan baik
7. Rendah hati
8. Bersifat dermawan yang ikhlas
9. Belas kasihan terhadap makhluk-makhluk Allah yang lain
10. Bermanfaat bagi orang lain
11. Selalu ingat mati dan bersiap sedia menghadapinya

Tanda-tanda Sengsara
1. Rakus terhadap harta dunia
2. Kemauan nafsu yang kuat dan cenderung pada kelezatan dunia
3. Perkataan yang kotor dan banyak ghibah (menceritakan cela orang lain)
4. Menganggap enteng sholat 5 waktu.
5. Bersahabat dengan orang-orang fasik
6. Buruk prilakunya
7. Sombong dan tinggi hati
8. Enggan memberi kebaikan kepada orang lain
9. Sedikit kasih sayang terhadap orang yang beriman
10. Pengecut
11. Lupa terhadap mati/takut mati

Marilah kita merenungi, tanda-tanda bahagia atau sengsara kah yang ada pada diri kita, kita berlindung kepada Alloh SWT agar dijauhi dari segala tanda-tanda sengsara. Hanya kitalah yang mengetahui siapa sebenarnya diri kita ini, terus memperbaiki diri dengan ibadah dan banyak-banyaklah besyukur.
Billahi taufiq wal hidayah assalamualikum Warahmatullohi Wabarakatuh.

SKN Oct 10 2010

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com